Pada
zaman dahulu, di sebuah hutan, hiduplah seekor kuda liar bernama Galahad.
Galahad adalah kuda yang berwarna hitam, bertubuh kecil dan berwajah jelek. Ia
dijauhi oleh teman-temannya karena warnanya yang hitam dan kotor. Salah satu
kuda yang membencinya bernama Mordred. Mordred dan
kelompoknya sangat benci dan jijik ketika melihat Galahad. Mordred adalah kuda
yang tinggi serta gagah dan berwarna putih bersinar. Mordred selalu menyombongkan
dirinya di depan Galahad. Ketika diejek, Galahad tidak dendam sedikitpun kepada
Mordred.
Galahad,
Mordred serta kawanannya hidup di sebuah kerajaan kuda yang bernama Horseland.
Kerajaan itu dipimpin oleh seekor raja yang bernama Majesty. Kerajaan itu
adalah kerajaan kuda paling makmur dan sejahtera. Suatu hari, Sang Raja ingin
mengadakan
sayembara
untuk
memilih raja baru, karena Majesty tidak mempunyai anak laki-laki. Sang Raja hanya
mempunyai
anak
perempuan.
Anak
perempuan
tidak
boleh
menjadi raja, oleh
karena
itu Sang Raja mengadakan
sayembara. Siang hari
itu, banyak
sekali, kuda yang mendaftar
untuk
mengikuti
sayembara
tersebut, termasuk Galahad
dan Mordred.
Setelah
semua
mendaftar, mereka
disuruh
untuk
masuk
kedalam. Di dalam, sudah
ada Sang Raja.
“Terimakasih
telah
berani
untuk
mengikuti
sayembara ini.”
“Pada hari ini kalian akan saya beritahu
sayembara apa yang akan kalian ikuti.” ucap Sang Raja.
Raut wajah
pemuda-pemuda Horseland tampak sangat penasaran.
“Baiklah,
akan saya beritahu sayembaranya. Kalian harus berlomba lari sejauh 300 km.
Barang siapa yang paling cepat, ia akan menjadi raja. dan medan yang harus
kalian tempuh, cukuplah sulit. Kalian harus melewati lemah batu bergelinding,
gurun yang sangat panas serta pegunungan yang terjal.” ucap Sang Raja dengan
lantang.
Pemuda-pemuda Horseland
nampak khawatir. Karena jarak 300 km, bukanlah jarak yang pendek. Apalagi
ditambah medannya yang terjal. Hal tersebut juga membuat Galahad khawatir. Ia
khawatir, ia tidak dapat menyelesaikan sayembara tersebut.
“Saya
akan beri kalian satu minggu untuk berlatih.” ucap Sang Raja.
Setelah Sang Raja mengumumkan sayembara tersebut,
para kuda kembali pulang ke rumah mereka masing-masing.
Keesokan harinya,
Galahad mulai berlatih untuk mempersiapkan sayembara. Pertama-tama ia
meregangkan semua ototnya agar tidak cidera ketika latihan. Ketika ia hendak
mulai berlari, Mordred dan kawanannya datang.
“Hei...kau
dasar kuda jelek!” cemooh Mordred untuk Galahad.
“Apakah kau juga
mengikuti sayembara tersebut, jika ya, kau pasti tidak akan bisa mengalahkanku.
Menyerahlah saja?” ucap kuda sombong itu.
Galahad
tidak memperhatikan cemooh Mordred, ia terus berlatih agar ia bisa memenangkan
sayembara. Pertama kali latihan, ia merasa sangat lelah karena ia tidak
terbiasa untuk berlari terus menerus. Namun seiring dengan berjalannya hari, ia
sudah mulai terbiasa berlari terus menerus. Ia tidak lagi cepat merasa lelah.
Selama Galahad berlatih Mordred terus mengejeknya. Mordred bukannya berlatih
untuk sayembara, ia malah terus-terusan mengejek Galahad. Namun seperti biasa,
Galahad tidak memperhatikan ejekan tersebut.
Sayembara itu pun tiba, pukul 8, akan dimulai sayembara
tersebut. Pada pukul 5 pagi, Galahad sudah ada di daerah tersebut. Ia datang
lebih awal agar bisa berlari-lari kecil terlebih dahulu.
“Aku
harus bisa membuktikan bahwa aku bisa melakukannya.” gumam Galahad dalam hati.
Matahari pun akhirnya
menyingsing di ufuk timur. Semua kuda yang ingin mengikuti sayembara itu pun
akhirnya berdatangan, termasuk Mordred dan kawanannya. Seperti biasa, Mordred
menyombongkan dirinya di depan Galahad.
“Ternyata
kau masih bersikukuh untuk mengikuti sayembara ini, bukankah kau tahu kau pasti
akan kalah?” ujar Mordred.
“Iya
betul sekali Mordred, kau kan hanya kuda kecil yang lemah.” timpal salah satu
kawan Mordred.
“Aku
akan membuktikan bahwa aku bukanlah kuda kecil,jelek dan lemah” jawab Galahad.
Setelah semua kuda
berkumpul di garis start, Raja Majesty datang untuk memulai sayembara.
“Selamat
pagi semua.....hari ini saya akan memulai sayembara” sambut Raja Majesty.
“Rute
yang akan kalian tempuh adalah, pertama kalian harus melewati lembah batu
bergelinding. Kedua kalian harus melewati gurun yang sangat panas. Dan yang
terakhir, pegunungan yang terjal” ucap Sang Raja.
“Sayembara
ini akan dimulai dalam 5...4...3...2...1.... mulaiiiii....!!!” ucap Sang Raja.
Semua peserta mulai
berlari. Mordred memimpin dan Galahad
tertinggal jauh dibelakang. 100 km pertama, Galahad mulai mengejar Mordred.
Tidak lama kemudian, mereka mulai memasuki kawasan lembah batu bergelinding.
Pada daerah ini Mordred mulai lengah karena ia harus berhati-hati agar tidak
terlindas batu yang bergelinding. Pada kesempatan ini Galahad bisa mendahului
Mordred untuk sementara. Badannya yang kecil memudahkan Galahad untuk
menghindar dari batu yang bergelinding lebih cepat.
Setelah melewati lembah tersebut mereka harus melewati
gurun berpasir yang sangat panas. Galahad mulai terengah-engah, karena cuaca di
gurun yang sangat ekstrim. Karena cuaca yang ekstrim terjadilah badai pasir
yang besar. Badai itu mengakibatkan banyak kuda yang terpental karena tidak
sanggup bertahan dari badai pasir tersebut. Hal tersebut dimanfaatkan oleh
Mordred untuk mendahului Galahad.
“Selamat tinggal kuda lemah!” ucap Mordred sembari
meninggalkan Galahad di belakang.
Setelah badai pasir berakhir, Galahad mengejar ketinggalannya.
Rintangan selanjutnya adalah melewati pegunungan yang terjal dan curam. Jika
tidak berhati-hati akan terjatuh. Mordred sudah sangat kelelahan di rintangan
ini. Karena ia sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk menerjang badai pasir.
Ketika Mordred hampir mencapai puncak, kakinya terkilir dan ia terjatuh dari
puncak. Ketika Mordred terjatuh ia tidak dapat bangun dari tanah. Ia tersungkur
di tanah dan tidak dapat melakukan apa-apa. Ketika ia mencoba untuk bangun, ia
merasa sangat kesakitan.
“Tolonggggggg.....!” teriak Mordred untuk mencari bantuan.
Berkali-kali ia
berteriak minta tolong, namun sayang tidak ada yang mendengar. Hingga tiba-tiba
ada sebuah bayangan muncul dari kejauhan. Mordred tidak bisa melihat dengan
jelas siapa itu, karena kakinya terasa sangat sakit. Ternyata itu adalah
Galahad. Galahad menghampiri Mordred yang kesakitan.
“Ada apa denganmu Mordred?” tanya Galahad.
“Kakiku terkilir dan aku tidak bisa bangun” jawab Mordred.
Terlihat kaki Mordred
yang terkilir berwarna biru gelap. Galahad secara sigap mengambil ramuan dari
daun untuk mengurangi rasa sakit di kaki Mordred.
“Kenapa kau masih ingin untuk membantuku? padahal aku telah
mencaci makimu” tanya Mordred dengan raut wajah kesakitan.
“Karena kau adalah temanku, bukankah teman harus saling
membantu?” jawab Galahad seraya tersenyum.
“Tapi kan, peraturannya tidak boleh membantu sesama kuda”
ujar Mordred.
“Aku pernah mendengar sebuah pepatah, orang yang melanggar
peraturan adalah sampah, tetapi orang yang meninggalkan temannya, lebih rendah
dari sampah” ucap Galahad.
Setelah
Galahad berhasil mengobati luka Mordred, tiba-tiba tanah bergemuruh. Ternyata
mereka tengah berdiri di lereng sebuah gunung berapi. Gunung berapi itu hendak
untuk meletus. Rute yang seharusnya mereka tempuh adalah melewati puncak gunung
tersebut. Namun rute tersebut terlalu berbahaya, karena gunung tersebut hampir
meletus. Mereka harus memutari gunung tersebut, untuk mencapai garis finish,
akan tetapi rute itu menghabiskan lebih banyak waktu. Kalo mereka melewati rute
tersebut, ada kemungkinan mereka terkena lava yang berasal dari gunung berapi
tersebut. Oleh karena itu mereka akhirnya mengambil rute melewati puncak
gunung.
“Mari
kita akhiri sayembara ini bersama!” ucap Galahad.
“Tetapi,
aku tidak bisa berjalan, apalagi berlari” ucap Mordred.
“Aku
akan mengangkatmu, dan kita akan mengakhiri ini bersama” ujar Galahad kepada
Mordred.
“Tapi......”
bisik Mordred.
Galahad mengangkat
tubuh Mordred yang telah lemah lunglai. Mereka bersama-sama berjalan menuju puncak gunung. Suara gemuruh
yang berasal dari dalam tanah menjadi lebih besar. Tanah-tanah bergetar, suhu di daerah
tersebut, meningkat drastis. Serasa dipanggang di atas tungku perapian. Puncak
gunung tersebut 300 m lagi. Galahad berjuang sebisa mungkin untuk sampai ke
puncak gunung tersebut. Kaki-kaki Galahad sudah mulai melemah. Wajah Galahad
berkeringat karena kepanasan. Galahad mendaki gunung tersebut secara hati-hati,
karena gunung tersebut sangatlah curam.
Setelah
berjuang sekeras mungkin, pada akhirnya mereka sampai di puncak gunung. Galahad
dapat melihat hutan tempat ia tinggal. Di pintu masuk hutan tersebut, sudah
banyak orang termasuk Raja Majesty menunggu siapa yang akan memenangkan sayembara. Namun tiba-tiba
penglihatan Galahad memudar. Tubuhnya serasa tertimpa sebuah meteor yang sangat
besar. Ia tak kuasa menahan tubuh Mordred. Galahad tiba-tiba jatuh tergeletak
di puncak gunung tersebut. Untungnya gunung tersebut tiba-tiba tidak jadi
meledak. Suara gemuruh sudah tak lagi terdengar. Suhu tiba-tiba menjadi normal
kembali. Mordred dan Galahad tergeletak di puncak gunug tersebut. Mereka berdua
tidak dapat bangun karena terlalu lelah.
Di
sisi lain, Sang Raja sudah mulai khawatir. Sang Raja berfikir seharusnya para peserta
sayembara sudah datang. Akhirnya, karena khawatir akan keadaan para peserta
sayembara, Sang Raja memerintahkan para prajurit nya untuk mencari para
peserta.
“Prajurit
carilah para peserta sayembara yang hilang!” perintah Sang Raja.
“Siap!!!”
jawab para prajurit kerajaan.
Para
prajurit langsung bergerak untuk mencari peserta sayembara yang hilang. Setelah
semua peserta sayembara ditemukan, tinggal Mordred dan Galahad yang belum
ditemukan. Tidak ada yang tahu di mana keberadaan mereka. Hingga pada akhirnya
salah satu diantara mereka mencoba mencari di sekitar gunung. Ia melihat sesuatu
di puncak gunung.
“Lihat!!!
ada sesuatu di puncak gunung” teriak salah satu prajurit.
Semua
prajurit segera menuju ke puncak gunung tersebut. Mereka menemukan Galahad dan
Mordred sudah tergeletak di sana. Mereka sudah tak berdaya. Tanpa pikir
panjang, para prajurit langsung membawa Mordred dan Galahad untuk dibawa
kembali ke hutan. Sesampainya mereka di hutan, mereka langsung dibawa menuju
rumah seorang tabib untuk disembuhkan. Ternyata, mereka terkena demam. Sang
tabib menyuruh mereka untuk istirahat di rumahnya terlebih dahulu.
Pada malam itu Sang Raja cemas. Ia cemas karena tidak ada
yang memenangkan sayembara yang telah ia buat. Bahkan ia membuat banyak
rakyatnya yang terluka akibat sayembara yang ia buat. Ternyata, hal ini
dimanfaatkan oleh Raja Serigala untuk menyerang. Ternyata selama ini Raja
Serigala mengutus salah satu prajuritnya untuk mengawasi para kuda. Setelah
prajurit serigala mengetahui keadaan raja kuda, ia langsung melapor pada Raja
Serigala.
“Tuanku, saat ini raja kuda sedang gundah, mungkin
saat-saat seperti inilah kita sebaiknya menyerang” lapor salah seorang prajurit
serigala.
“Baiklah, siapkan seluruh
pasukan! Kita akan menyerang malam ini” perintah Raja Serigala.
Pada
saat itu juga, seluruh pasukan serigala bersiap. Mereka berlarian menuju ke
daerah para kuda. Salah satu kuda melihat kawanan tersebut.
“Lariiiiiiii!!!!!!” teriak kuda tersebut.
Seluruh kuda langsung
bergegas masuk menuju rumahnya. Mereka semua ketakutan.
“Majesty, keluarlah!!!!!!” teriak Sang Raja Serigala.
Sang
Raja kaget akan kedatangan Raja Serigala. Ia tertatih-tatih keluar dari kediamannya
untuk menemui Raja Serigala.
“Berikan
seluruh hartamu! atau kau akan ku makan” ancam Sang Raja Serigala.
Pada
saat itu juga, Raja Majesty berjalan untuk mengambil hartanya. Ia tidak ingin
membahayakan warganya. Lebih baik ia memberikan seluruh hartanya dibanding
melihat warganya menjadi santapan para serigala. Namun tiba-tiba, seseorang
keluar dari suatu gubuk. Ternyata itu adalah Galahad.
“Jangan
berikan hartamu rajaku! Tidak sepatutnya kau memberikannya” ucap Galahad kepada
Raja Majesty.
Raja
Majesty terkejut akan kedatangan Galahad.
“Kita
seharusnya melawan serigala itu rajaku” Galahad mencoba untuk menyemangati Raja
Majesty untuk melawan para serigala.
“Siapa
kuda kecil yang berani melawanku?” tanya Raja Serigala.
Tanpa
berbasa-basi, Raja Serigala langsung menyerang Galahad. Galahad secara spontan
menendang Raja Serigala. Raja Serigala terpental sejauh 2 m. Ia merasa
kesakitan akibat tendangan Galahad. Ia langsung memerintahkan seluruh
pasukannya untuk menyerang Galahad. Tiba-tiba Mordred keluar dari gubug tabib
dan untuk membantu Galahad. Mereka berjuang bersamaan. Tak lama kemudian, seluruh
pemuda-pemudi Horseland keluar dan
membantu Galahad dan Mordred untuk melawan pasukan serigala. Mereka semua
berjuang untuk mengusir para serigala. Lama-kelamaan para serigala terdesak dan
melarikan diri.
“Terima
kasihlah kepada Galahad karena telah menyelamatkan kita, dari para serigala”
ucap Raja Majesty.
Semua
warga bersorak untuk Galahad.
“Mulai
sekarang, Galahad adalah raja kalian” ucap raja Majesty.
“Tetapi,
aku akan perlu penasihat, aku akan mengangkat Mordred untuk menjadi
penasihatku, karena ia adalah temanku yang paling setia” ucap Galahad.
Seluruh
warga bersorak untuk Galahad dan Mordred. Kini, Mordred dan Galahad menjadi
teman yang baik. Galahad dinikahkan oleh putri Raja Majesty, yang bernama
Magdalena. Galahad menjadi raja yang arif dan bijaksana. Ia juga sangat
mencintai rakyatnya. Dan sejak saat itu, Horseland menjadi aman dan damai.