Sunday, September 27, 2015

Nabi Musa dan Raja Fir’aun


Nabi Musa lahir di Mesir pada tahun 1200 SM. Kelahiran beliau ditandai dengan turunnya perintah Fir’aun, Raja Mesir, untuk melenyapkan semua bayi laki-laki yang lahir di Mesir. Menurut ahli nujum, kelak akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan kekuasaan Fir’aun. Oleh karena itu, ibu Nabi Musa menghanyutkan bayinya di Sungai Nil agar bayinya selamat.
Siti Asiyah, istri Raja Fir’aun menemukan bayi itu. Beliau jatuh hati pada Musa kecil dan mengasuhnya sbagai anak. Selamatlah Musa dari kekejaman Fir’aun.
Memasuki usia remaja, Nabi Musa tanpa sengaja menyebabkan salah satu kaum Fir’aun tewas. Nabi Musa lalu meninggalkan Mesir untuk menghindari kemarahan Raja Fir’aun.
Ketika berumur 40, beliau kembali ke Mesir sebagai Nabi. Beliau mendapat mukjizat dari Allah berupa tongkat yang dapat menjadi ular dan membelah laut. Beliau lalu menyadarkan para penduduk agar menyembah kepada Allah. Fir’aun tentu sangat marah, ia lalu memanggil semua ahli sihirnya untuk mengalahkan Nabi Musa. Tetapi, ketika Nabi Musa dapat mengalahkan para ahli sihirnya dan membuat mereka beriman kepada Allah, kemarahan Fir’aun memuncak. Ia lalu menyuruh  para prajuritnya untuk menangkap Nabi Musa. Nabi Musa dan para pengikutnya lari, Fir’aun dan pasukannya mengejar dan sampai di Laut Merah.
Melihat Laut Merah yang terbentang luas, semua orang ketakutan kecuali Nabi Musa. Nabi Musa lalu memukulkan tongkatnya ke Laut Merah. Keajaiban terjadi, air tersibak membentuk 2 dinding raksasa di kanan kiri, jalan terhampar luas di tengah. Melalui jalan itu Nabi Musa dan para pengikutnya selamat sampai ke sebrang.
Tak lama kemudian, Fir’aun mengejar melalui jalan yang sama. Tetapi, ketika Fir’aun dan pasukannya sampai di tengah, Nabi Musa memukulkan tongkatnya kembali. Laut Merah menyatu kembali. Fir’aun dan pasukannya tewas di dasar Lut Merah yang ganas.

No comments:

Post a Comment