Nabi Musa lahir di Mesir pada
tahun 1200 SM. Kelahiran beliau ditandai dengan turunnya perintah Fir’aun, Raja
Mesir, untuk melenyapkan semua bayi laki-laki yang lahir di Mesir. Menurut ahli
nujum, kelak akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan
kekuasaan Fir’aun. Oleh karena itu, ibu Nabi Musa menghanyutkan bayinya di
Sungai Nil agar bayinya selamat.
Siti Asiyah, istri Raja Fir’aun
menemukan bayi itu. Beliau jatuh hati pada Musa kecil dan mengasuhnya sbagai
anak. Selamatlah Musa dari kekejaman Fir’aun.
Memasuki usia remaja, Nabi Musa
tanpa sengaja menyebabkan salah satu kaum Fir’aun tewas. Nabi Musa lalu
meninggalkan Mesir untuk menghindari kemarahan Raja Fir’aun.
Ketika berumur 40, beliau kembali
ke Mesir sebagai Nabi. Beliau mendapat mukjizat dari Allah berupa tongkat yang
dapat menjadi ular dan membelah laut. Beliau lalu menyadarkan para penduduk
agar menyembah kepada Allah. Fir’aun tentu sangat marah, ia lalu memanggil
semua ahli sihirnya untuk mengalahkan Nabi Musa. Tetapi, ketika Nabi Musa dapat
mengalahkan para ahli sihirnya dan membuat mereka beriman kepada Allah, kemarahan
Fir’aun memuncak. Ia lalu menyuruh para
prajuritnya untuk menangkap Nabi Musa. Nabi Musa dan para pengikutnya lari, Fir’aun
dan pasukannya mengejar dan sampai di Laut Merah.
Melihat Laut Merah yang
terbentang luas, semua orang ketakutan kecuali Nabi Musa. Nabi Musa lalu memukulkan
tongkatnya ke Laut Merah. Keajaiban terjadi, air tersibak membentuk 2 dinding
raksasa di kanan kiri, jalan terhampar luas di tengah. Melalui jalan itu Nabi
Musa dan para pengikutnya selamat sampai ke sebrang.
Tak lama kemudian, Fir’aun
mengejar melalui jalan yang sama. Tetapi, ketika Fir’aun dan pasukannya sampai
di tengah, Nabi Musa memukulkan tongkatnya kembali. Laut Merah menyatu kembali.
Fir’aun dan pasukannya tewas di dasar Lut Merah yang ganas.
No comments:
Post a Comment