Sunday, April 16, 2017

Si Kuda Hitam

Pada zaman dahulu, di sebuah hutan, hiduplah seekor kuda liar bernama Galahad. Galahad adalah kuda yang berwarna hitam, bertubuh kecil dan berwajah jelek. Ia dijauhi oleh teman-temannya karena warnanya yang hitam dan kotor. Salah satu kuda yang membencinya bernama Mordred. Mordred dan kelompoknya sangat benci dan jijik ketika melihat Galahad. Mordred adalah kuda yang tinggi serta gagah dan berwarna putih bersinar. Mordred selalu menyombongkan dirinya di depan Galahad. Ketika diejek, Galahad tidak dendam sedikitpun kepada Mordred.
Galahad, Mordred serta kawanannya hidup di sebuah kerajaan kuda yang bernama Horseland. Kerajaan itu dipimpin oleh seekor raja yang bernama Majesty. Kerajaan itu adalah kerajaan kuda paling makmur dan sejahtera. Suatu hari, Sang Raja ingin mengadakan sayembara untuk memilih raja baru, karena Majesty tidak mempunyai anak laki-laki. Sang Raja hanya mempunyai anak perempuan. Anak perempuan tidak boleh menjadi raja, oleh karena itu Sang Raja mengadakan sayembara. Siang hari itu, banyak sekali, kuda yang mendaftar untuk mengikuti sayembara tersebut, termasuk Galahad dan Mordred. Setelah semua mendaftar, mereka disuruh untuk masuk kedalam. Di dalam, sudah ada Sang Raja.
“Selamat datang pemuda-pemuda Horseland!” sambut Sang Raja.
 “Terimakasih telah berani untuk mengikuti sayembara ini.”
 “Pada hari ini kalian akan saya beritahu sayembara apa yang akan kalian ikuti.” ucap Sang Raja.
 Raut wajah  pemuda-pemuda Horseland tampak sangat penasaran.
“Baiklah, akan saya beritahu sayembaranya. Kalian harus berlomba lari sejauh 300 km. Barang siapa yang paling cepat, ia akan menjadi raja. dan medan yang harus kalian tempuh, cukuplah sulit. Kalian harus melewati lemah batu bergelinding, gurun yang sangat panas serta pegunungan yang terjal.” ucap Sang Raja dengan lantang.
Pemuda-pemuda Horseland nampak khawatir. Karena jarak 300 km, bukanlah jarak yang pendek. Apalagi ditambah medannya yang terjal. Hal tersebut juga membuat Galahad khawatir. Ia khawatir, ia tidak dapat menyelesaikan sayembara tersebut.
“Saya akan beri kalian satu minggu untuk berlatih.” ucap Sang Raja.
 Setelah Sang Raja mengumumkan sayembara tersebut, para kuda kembali pulang ke rumah mereka masing-masing.
Keesokan harinya, Galahad mulai berlatih untuk mempersiapkan sayembara. Pertama-tama ia meregangkan semua ototnya agar tidak cidera ketika latihan. Ketika ia hendak mulai berlari, Mordred dan kawanannya datang.
“Hei...kau dasar kuda jelek!” cemooh Mordred untuk Galahad.
“Apakah kau juga mengikuti sayembara tersebut, jika ya, kau pasti tidak akan bisa mengalahkanku. Menyerahlah saja?” ucap kuda sombong itu.
Galahad tidak memperhatikan cemooh Mordred, ia terus berlatih agar ia bisa memenangkan sayembara. Pertama kali latihan, ia merasa sangat lelah karena ia tidak terbiasa untuk berlari terus menerus. Namun seiring dengan berjalannya hari, ia sudah mulai terbiasa berlari terus menerus. Ia tidak lagi cepat merasa lelah. Selama Galahad berlatih Mordred terus mengejeknya. Mordred bukannya berlatih untuk sayembara, ia malah terus-terusan mengejek Galahad. Namun seperti biasa, Galahad tidak memperhatikan ejekan tersebut.
          Sayembara itu pun tiba, pukul 8, akan dimulai sayembara tersebut. Pada pukul 5 pagi, Galahad sudah ada di daerah tersebut. Ia datang lebih awal agar bisa berlari-lari kecil terlebih dahulu.
“Aku harus bisa membuktikan bahwa aku bisa melakukannya.” gumam Galahad dalam hati.
Matahari pun akhirnya menyingsing di ufuk timur. Semua kuda yang ingin mengikuti sayembara itu pun akhirnya berdatangan, termasuk Mordred dan kawanannya. Seperti biasa, Mordred menyombongkan dirinya di depan Galahad.
“Ternyata kau masih bersikukuh untuk mengikuti sayembara ini, bukankah kau tahu kau pasti akan kalah?” ujar Mordred.
“Iya betul sekali Mordred, kau kan hanya kuda kecil yang lemah.” timpal salah satu kawan Mordred.
“Aku akan membuktikan bahwa aku bukanlah kuda kecil,jelek dan lemah” jawab Galahad.
Setelah semua kuda berkumpul di garis start, Raja Majesty datang untuk memulai sayembara.
“Selamat pagi semua.....hari ini saya akan memulai sayembara” sambut Raja Majesty.
“Rute yang akan kalian tempuh adalah, pertama kalian harus melewati lembah batu bergelinding. Kedua kalian harus melewati gurun yang sangat panas. Dan yang terakhir, pegunungan yang terjal” ucap Sang Raja.                                         
“Sayembara ini akan dimulai dalam 5...4...3...2...1.... mulaiiiii....!!!” ucap Sang Raja.
Semua peserta mulai berlari. Mordred memimpin  dan Galahad tertinggal jauh dibelakang. 100 km pertama, Galahad mulai mengejar Mordred. Tidak lama kemudian, mereka mulai memasuki kawasan lembah batu bergelinding. Pada daerah ini Mordred mulai lengah karena ia harus berhati-hati agar tidak terlindas batu yang bergelinding. Pada kesempatan ini Galahad bisa mendahului Mordred untuk sementara. Badannya yang kecil memudahkan Galahad untuk menghindar dari batu yang bergelinding lebih cepat.
          Setelah melewati lembah tersebut mereka harus melewati gurun berpasir yang sangat panas. Galahad mulai terengah-engah, karena cuaca di gurun yang sangat ekstrim. Karena cuaca yang ekstrim terjadilah badai pasir yang besar. Badai itu mengakibatkan banyak kuda yang terpental karena tidak sanggup bertahan dari badai pasir tersebut. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Mordred untuk mendahului Galahad.
          “Selamat tinggal kuda lemah!” ucap Mordred sembari meninggalkan Galahad di belakang.
          Setelah badai pasir berakhir, Galahad mengejar ketinggalannya. Rintangan selanjutnya adalah melewati pegunungan yang terjal dan curam. Jika tidak berhati-hati akan terjatuh. Mordred sudah sangat kelelahan di rintangan ini. Karena ia sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk menerjang badai pasir. Ketika Mordred hampir mencapai puncak, kakinya terkilir dan ia terjatuh dari puncak. Ketika Mordred terjatuh ia tidak dapat bangun dari tanah. Ia tersungkur di tanah dan tidak dapat melakukan apa-apa. Ketika ia mencoba untuk bangun, ia merasa sangat kesakitan.
          “Tolonggggggg.....!” teriak Mordred untuk mencari bantuan.
Berkali-kali ia berteriak minta tolong, namun sayang tidak ada yang mendengar. Hingga tiba-tiba ada sebuah bayangan muncul dari kejauhan. Mordred tidak bisa melihat dengan jelas siapa itu, karena kakinya terasa sangat sakit. Ternyata itu adalah Galahad. Galahad menghampiri Mordred yang kesakitan.
          “Ada apa denganmu Mordred?” tanya Galahad.
          “Kakiku terkilir dan aku tidak bisa bangun” jawab Mordred.
Terlihat kaki Mordred yang terkilir berwarna biru gelap. Galahad secara sigap mengambil ramuan dari daun untuk mengurangi rasa sakit di kaki Mordred.
          “Kenapa kau masih ingin untuk membantuku? padahal aku telah mencaci makimu” tanya Mordred dengan raut wajah kesakitan.
          “Karena kau adalah temanku, bukankah teman harus saling membantu?” jawab Galahad seraya tersenyum.
          “Tapi kan, peraturannya tidak boleh membantu sesama kuda” ujar Mordred.
          “Aku pernah mendengar sebuah pepatah, orang yang melanggar peraturan adalah sampah, tetapi orang yang meninggalkan temannya, lebih rendah dari sampah” ucap Galahad.
Setelah Galahad berhasil mengobati luka Mordred, tiba-tiba tanah bergemuruh. Ternyata mereka tengah berdiri di lereng sebuah gunung berapi. Gunung berapi itu hendak untuk meletus. Rute yang seharusnya mereka tempuh adalah melewati puncak gunung tersebut. Namun rute tersebut terlalu berbahaya, karena gunung tersebut hampir meletus. Mereka harus memutari gunung tersebut, untuk mencapai garis finish, akan tetapi rute itu menghabiskan lebih banyak waktu. Kalo mereka melewati rute tersebut, ada kemungkinan mereka terkena lava yang berasal dari gunung berapi tersebut. Oleh karena itu mereka akhirnya mengambil rute melewati puncak gunung.
“Mari kita akhiri sayembara ini bersama!” ucap Galahad.
“Tetapi, aku tidak bisa berjalan, apalagi berlari” ucap Mordred.
“Aku akan mengangkatmu, dan kita akan mengakhiri ini bersama” ujar Galahad kepada Mordred.
“Tapi......” bisik Mordred.
Galahad mengangkat tubuh Mordred yang telah lemah lunglai. Mereka bersama-sama  berjalan menuju puncak gunung. Suara gemuruh yang berasal dari dalam tanah menjadi lebih besar.  Tanah-tanah bergetar, suhu di daerah tersebut, meningkat drastis. Serasa dipanggang di atas tungku perapian. Puncak gunung tersebut 300 m lagi. Galahad berjuang sebisa mungkin untuk sampai ke puncak gunung tersebut. Kaki-kaki Galahad sudah mulai melemah. Wajah Galahad berkeringat karena kepanasan. Galahad mendaki gunung tersebut secara hati-hati, karena gunung tersebut sangatlah curam.
Setelah berjuang sekeras mungkin, pada akhirnya mereka sampai di puncak gunung. Galahad dapat melihat hutan tempat ia tinggal. Di pintu masuk hutan tersebut, sudah banyak orang termasuk Raja Majesty menunggu siapa yang  akan memenangkan sayembara. Namun tiba-tiba penglihatan Galahad memudar. Tubuhnya serasa tertimpa sebuah meteor yang sangat besar. Ia tak kuasa menahan tubuh Mordred. Galahad tiba-tiba jatuh tergeletak di puncak gunung tersebut. Untungnya gunung tersebut tiba-tiba tidak jadi meledak. Suara gemuruh sudah tak lagi terdengar. Suhu tiba-tiba menjadi normal kembali. Mordred dan Galahad tergeletak di puncak gunug tersebut. Mereka berdua tidak dapat bangun karena terlalu lelah.
Di sisi lain, Sang Raja sudah mulai khawatir. Sang Raja berfikir seharusnya para peserta sayembara sudah datang. Akhirnya, karena khawatir akan keadaan para peserta sayembara, Sang Raja memerintahkan para prajurit nya untuk mencari para peserta.
“Prajurit carilah para peserta sayembara yang hilang!” perintah Sang Raja.
“Siap!!!” jawab para prajurit kerajaan.
Para prajurit langsung bergerak untuk mencari peserta sayembara yang hilang. Setelah semua peserta sayembara ditemukan, tinggal Mordred dan Galahad yang belum ditemukan. Tidak ada yang tahu di mana keberadaan mereka. Hingga pada akhirnya salah satu diantara mereka mencoba mencari di sekitar gunung. Ia melihat sesuatu di puncak gunung.
“Lihat!!! ada sesuatu di puncak gunung” teriak salah satu prajurit.  
Semua prajurit segera menuju ke puncak gunung tersebut. Mereka menemukan Galahad dan Mordred sudah tergeletak di sana. Mereka sudah tak berdaya. Tanpa pikir panjang, para prajurit langsung membawa Mordred dan Galahad untuk dibawa kembali ke hutan. Sesampainya mereka di hutan, mereka langsung dibawa menuju rumah seorang tabib untuk disembuhkan. Ternyata, mereka terkena demam. Sang tabib menyuruh mereka untuk istirahat di rumahnya terlebih dahulu.   
          Pada malam itu Sang Raja cemas. Ia cemas karena tidak ada yang memenangkan sayembara yang telah ia buat. Bahkan ia membuat banyak rakyatnya yang terluka akibat sayembara yang ia buat. Ternyata, hal ini dimanfaatkan oleh Raja Serigala untuk menyerang. Ternyata selama ini Raja Serigala mengutus salah satu prajuritnya untuk mengawasi para kuda. Setelah prajurit serigala mengetahui keadaan raja kuda, ia langsung melapor pada Raja Serigala.
          “Tuanku, saat ini raja kuda sedang gundah, mungkin saat-saat seperti inilah kita sebaiknya menyerang” lapor salah seorang prajurit serigala.
          “Baiklah, siapkan seluruh  pasukan! Kita akan menyerang malam ini” perintah Raja Serigala.
Pada saat itu juga, seluruh pasukan serigala bersiap. Mereka berlarian menuju ke daerah para kuda. Salah satu kuda melihat kawanan tersebut.
          “Lariiiiiiii!!!!!!” teriak kuda tersebut.
Seluruh kuda langsung bergegas masuk menuju rumahnya. Mereka semua ketakutan.
          “Majesty, keluarlah!!!!!!” teriak Sang Raja Serigala.
Sang Raja kaget akan kedatangan Raja Serigala. Ia tertatih-tatih keluar dari kediamannya untuk menemui Raja Serigala.
“Berikan seluruh hartamu! atau kau akan ku makan” ancam Sang Raja Serigala.
Pada saat itu juga, Raja Majesty berjalan untuk mengambil hartanya. Ia tidak ingin membahayakan warganya. Lebih baik ia memberikan seluruh hartanya dibanding melihat warganya menjadi santapan para serigala. Namun tiba-tiba, seseorang keluar dari suatu gubuk. Ternyata itu adalah Galahad.
“Jangan berikan hartamu rajaku! Tidak sepatutnya kau memberikannya” ucap Galahad kepada Raja Majesty.
Raja Majesty terkejut akan kedatangan Galahad.
“Kita seharusnya melawan serigala itu rajaku” Galahad mencoba untuk menyemangati Raja Majesty untuk melawan para serigala.
“Siapa kuda kecil yang berani melawanku?” tanya Raja Serigala.
Tanpa berbasa-basi, Raja Serigala langsung menyerang Galahad. Galahad secara spontan menendang Raja Serigala. Raja Serigala terpental sejauh 2 m. Ia merasa kesakitan akibat tendangan Galahad. Ia langsung memerintahkan seluruh pasukannya untuk menyerang Galahad. Tiba-tiba Mordred keluar dari gubug tabib dan untuk membantu Galahad. Mereka berjuang bersamaan. Tak lama kemudian, seluruh pemuda-pemudi  Horseland keluar dan membantu Galahad dan Mordred untuk melawan pasukan serigala. Mereka semua berjuang untuk mengusir para serigala. Lama-kelamaan para serigala terdesak dan melarikan diri.
“Terima kasihlah kepada Galahad karena telah menyelamatkan kita, dari para serigala” ucap Raja Majesty.
Semua warga bersorak untuk Galahad.
“Mulai sekarang, Galahad adalah raja kalian” ucap raja Majesty.
“Tetapi, aku akan perlu penasihat, aku akan mengangkat Mordred untuk menjadi penasihatku, karena ia adalah temanku yang paling setia” ucap Galahad.

Seluruh warga bersorak untuk Galahad dan Mordred. Kini, Mordred dan Galahad menjadi teman yang baik. Galahad dinikahkan oleh putri Raja Majesty, yang bernama Magdalena. Galahad menjadi raja yang arif dan bijaksana. Ia juga sangat mencintai rakyatnya. Dan sejak saat itu, Horseland menjadi aman dan damai.